Mari kita sejenak berpikir dengan sehat, kita teliti masing-masing agama, tentang ajaran masing-masing. Manakah yang ajarannya lengkap dan sempurna ?? Maka jika kita jujur didasari akal sehat, maka hanya Islamlah agama yang paling sempurna dan lengkap.Mari kita buktikan ..
Manakah agama yang mengajarkan tataca hidup yang lengkap selengkap Islam..?
Adakah agama selain Islam yang mengajarkan tatacara buang air kecil..
Adakah agama selain Islam yang mengajarkan tatacara tidur dan bangun tidur ..?
Adakah agama selain Islam yang mengajarkan tatacara berpakaian, bercermin, berkendaraan, mandi, cara berjalan, makan-minum, menyembelih hewan, najis, berhubungan suami-istri, bersin, menguap,mengusap sepatu, dll ??
Adakah agama selain Islam yang mengajarkan politik dan kenegaraan, kaidah perang, perdamaian, perjanjian, perekonomian, hukum bertetangga, bertamu, hukum waris, jual beli, perkawinan dll ??
Jawablah … : Tentu hanya Islam yang mengajarkan sekomplit itu..
Risalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang secara sempurna untuk seluruh umat manusia dan segenap bangsa jin, orang-orang Arab dan non Arab, cocok untuk setiap tempat dan waktu, setiap generasi dan kondisi. Tidak ada suatu kebaikan melainkan telah ditunjukkan oleh Islam dan tidak ada keburukan melainkan telah diperingatkan oleh Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu agama dari siapa pun selain agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Mari perhatikan firman Alloh Ta’ala :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Ma’idah [5] : 3)
Ayat ini yang menjadikan yahudi iri dengan Islam karena Allah Ta’ala telah menyempurnakan Islam. mereka berangan-angan seandainya ayat ini turun kepada mereka niscaya akan mereka jadikan hari turun ayat tsb sebagai hari perayaan.
Seorang ahli tafsir terkemuka –Ibnu Katsir rahimahullah– berkata tentang ayat ini, “Inilah nikmat Allah ‘azza wa jalla yang tebesar bagi umat ini di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga mereka pun tidak lagi membutuhkan agama lain selain agama ini, juga tidak membutuhkan nabi lain selain nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi, dan mengutusnya kepada kalangan jin dan manusia. Maka perkara yang halal adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam halalkan dan perkara yang haram adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam haramkan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ma’idah ayat 3)
- Perhatikan Hadits Nabi salallahu ‘alaihi wassalam :
Hadits Pertama:
Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian” [1]
Hadits Kedua:
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung pun yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmunya”[2]
Hadits Ketiga:
Dari Abud Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung yang terbang di langit melainkan beliau telah menerangkan kepada kami ilmunya”[3]
Hadits Keempat:
Dari Muththalib bin Hanthab, seorang Tabi’in terpercaya, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya.”[4]
Hadits Kelima:
Dari Salman Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Orang-orang musyrik telah bertanya kepada kami, ‘Sesungguhnya Nabi kalian sudah mengajarkan kalian segala sesuatu sampai (diajarkan pula adab) buang air besar!’ Maka, Salman Radhiyallahu ‘anhu menjawab, ‘Ya!’”[5]
Hadits Keenam:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kedudukanku terhadap kalian seperti kedudukan seorang ayah, aku mengajari kalian semua….’”[6]
Hadits Ketujuh:
Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami (berkhutbah), tidaklah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggalkan sesuatu pun juga di tempatnya itu (tentang peristiwa-peristiwa) yang akan terjadi sampai hari Kiamat melainkan beliau menceritakannya kepada kami. Akan hafal orang yang hafal dan akan lupa orang yang lupa…”[7]
Hadits Kedelapan:
Dari Abu Zaid (yaitu ‘Amr bin Akhthab Radhiyallahu ‘anhu), “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Shubuh berjama’ah (mengimami) kami, lalu (setelah shalat) beliau naik ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Zhuhur. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjama’ah (mengimami) kami. (Setelah shalat) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik (lagi) ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat ‘Ashar, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjama’ah (mengimami) kami. (Setelah shalat) kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke mimbar lagi dan berkhutbah kepada kami sampai saat matahari terbenam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan kami tentang apa-apa saja yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. (Abu Zaid) berkata, ‘Orang yang paling mengetahui adalah orang yang paling hafal di antara kami”[8]
Hadits Kesembilan:
Umar Radhiyallhu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaijhi wa sallam pernah berdiri (khutbah) di hadapan kami, lalu menceritakan kepada kami tentang awal penciptaan makhluk sampai penghuni Surga memasuki tempatnya dan penghuni Neraka memasuki tempatnya. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya”[9]
Hadits Kesepuluh:
Dari Mughirahzbahwa dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di antara kami pada suatu tempat, kemudian menceritakan tentang apa yang terjadi pada umatnya sampai hari Kiamat. Telah hafal orang yang meng-hafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya.”[10]
Hadits Kesebelas:
Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah kepada kami, menjelaskan sunnah-sunnah kepada kami dan mengajarkan (cara) shalat kepada kami.” (Dalam suatu hadits yang panjang).[11]
Hadits Kedua belas:
Dari ‘Iyadh bin Himar al-Mujasyi’iy Radhiyallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda pada suatu hari dalam khutbahnya, ‘Ketahuilah sesungguhnya Rabb-ku telah menyuruhku untuk mengajarkan kalian hal-hal yang kalian tidak mengetahuinya, dari apa-apa yang Dia telah mengajarkannya kepadaku hari ini ….” [12]
Imam Malik bin Anas [13] rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mengadakan suatu bid’ah dalam Islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini. Karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah berfirman: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu untukmu…” [Al-Maa-idah:[3]. (Imam Malik rahimahullah selanjutnya berkata), “Maka sesuatu yang pada hari itu bukanlah ajaran agama, maka hari ini pun sesuatu itu bukanlah ajaran agama”[14]
__________
Foote Note
[1]. HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud (no. 4607), at-Tirmidzi (no. 2676), dari Shahabat al-‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Irwa-ul Ghaliil, no. 2455.
[2]. HR. An-Nasa-i (III/189) dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu dengan sanad yang shahih.
[3]. Riwayat al-Laalika-iy dalam Syarah Ushuul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (no. 126), Ibnu Baththah al-‘Ukbary dalam al-Ibaanah (no. 205). Lihat ‘Ilmu Ushulil Bida’ (hal. 92).
[4]. Riwayat Imam asy-Syafi’i dalam kitab ar-Risalah (hal. 87-93 no. 289), tahqiq Syaikh Ahmad Muhammad Syakir rahimahullahu, al-Baihaqi (VII/76). Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahihah (no. 1803).
[5]. Riwayat Muslim (no. 262 (57)), Abu Dawud (no. 7), at-Tirmidzi (no. 16) dan Ibnu Majah (no. 316), dari Salman al-Farisiz.
[6]. HR. Abu Dawud (no. 8) dan lainnya.
[7]. HR. Al-Bukhari (no. 6604), Muslim (no. 2891 (23)), Abu Dawud (no. 4240) dan al-Hakim (IV/487), lafazh ini milik Muslim dari Shahabat Hudzaifah z.
[8]. HR. Muslim (no. 2892), al-Hakim (IV/487) dan Ahmad (V/341) dari Shahabat ‘Amr bin Akhthab Radhiyallahu ‘anhu
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 3192) secara mu’allaq, dengan lafazh jazm (bersifat pasti).
[10]. Riwayat Ahmad (IV/254) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (XX/441 no. 1077) dan pada sanad hadits ini terdapat periwayat yang lemah, ‘Amr bin Ibrahim bin Muhammad, akan tetapi hadits ini memiliki beberapa penguat, yaitu hadits-hadits yang sebelumnya, sehingga derajat hadits ini naik menjadi hasan. Lihat Majma’uz Zawaa-id (VIII/264).
[11]. HR. Muslim (no. 404 (62)), Abu Dawud (no. 972), an-Nasa-i (II/241), Ibnu Majah (no. 901), Ahmad (IV/401, 405) dan al-Baihaqi (II/140-141), dari Shahabat Abu Musa al-‘Asy’ari z.
[12]. HR. Muslim (no. 2865 (63)) dan Ahmad (IV/162, 266 ).
[13]. Beliau adalah gurunya Imam asy-Syafi’i, dan wafat tahun 179 H.
[14]. Al-I’tisham (I/ 64-65) tahqiq: Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly cet. I, th. 1412 H, Daar Ibni Affan
Oktober 7, 2010 at 8:56 am
Salam kenal…
Saya mau bertanya ni…..
Bukankah islam adalah agama yg sempurna,jadi saya mau menanyakan tentang :
Roh.??Bagaimana roh tercipta?Dan sifat2 roh apa saja??
Maaf saya hanya ingin bertanya saja dan ingin menambah wawasan dari berbagai macam sumber…
Atas jawabanya saya ucapkan Trimakasih….
Salam..
He he
Oktober 8, 2010 at 1:56 pm
persoalan ruh adalah persoalan ghaib, maka manusia tidak akan dapat mengetahuinya kecuali Allah dan orang-orang yang diberitahu oleh Allah lewat wahyu; itupun hanya sedikit. dan kita wajib mengimani yang ghaib.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
Artinya; “Dan mereka bertanya tentang ruh; katakanlah, ‘Ruh itu urusan Tuhanku dan tidaklah kalian diberitahu akan hal itu kecuali hanya sedikit.’” (QS. al-Isra’ : 85)
oya kamu hindu ya ? klo boleh tanya, tapi jangan marah ya.. siapa sih Tuhan kalian. maksudnya, kan kalian nyembah banyak dewa, terus yg paling hebat tuh yg mana ?
Oktober 8, 2010 at 11:31 pm
@berita muslim..
Jawaban yg cukup memuaskan…
Dalam ayat ayat tersbut trdapat kalimat “kecuali sedikit”,nah…Bisa di informasikan yg “sedikit”ini…
Atas jawabnya saya ucapkan trimakasih…
Salam…
Oktober 9, 2010 at 1:49 am
Tidaklah kita mengetahui ttg ruh, kecuali yang diberitahukan kpd kita dan itu sedikit. diantaranya :
1. peniupan ruh dalam kandungan :
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.
2. kemudian setelah ajal datang dicabutlah ruh tsb dari jasadnya. tentang perjalanan ruh setelah kematian
untuk jelasnya klik tautan ini
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=640
atau dengarkan audio kajiannya di http://www.kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Zainal%20Abidin%20Syamsudin/Perjalanan%20Ruh%20Setelah%20Mati
oya, anda blm menjawab pertanyaanku. tp klo ga mau menjawab juga tidak apa-apa..
Oktober 9, 2010 at 3:37 am
Trimakasih ataz jawabanya…
Saya akan coba menjawab pertanyaan anda tentang dewa dan Tuhan dalam hindu…
Perlu di ralat mengenai Tuhan dan dewa…
Dewa brasal dari kata sansekerta yakni
“div” yg artinya SINAR SUCI TUHAN..
Dewa bukan Tuhan…
Tuhan dlm hindu hanya satu tapi orang bijak menyebutnya dg berbagai nama/gelar
“ekam evam adityam brahman”
kalau tentang dewa yg tertinggi yakni :
Dewa siwa,sehingga beliau di juluki Mahadewa…
Mungkin itu saja yg dapat saya jawab…
Trimakasih
salam
Oktober 9, 2010 at 3:19 pm
maaf ya klo di film kartun little krisna kok siwa kalah ma wisnu ?
Oktober 9, 2010 at 4:15 am
Mohon di ralat mengenai sloka d ataz”ekam satviprah bahudam vedanti”
trimakasih
Oktober 9, 2010 at 10:39 pm
@beritamuslim
siwa memang kalah dg wisnu,kenapa??
Karena visnu adalah narayana (Tuhan) yg menjelma di dunia dewa,dan juga di bumi…
Jd visnu bukan dewa,tp penjelman Tuhan dlm dunia dewa..
Bila jawaban saya kurang memuaskn saya minta maaf,he he maklum masih blajr jg….
Trimakasih..
Oktober 10, 2010 at 3:31 am
la terus nyembah siapa dong?
Oktober 10, 2010 at 5:23 am
Tentunya saya menyembah satu Tuhan yg di pangil dg berbagai nama…
Yakni krishna (kepribadian/rohani Tuhan),dan 999 nama suci Tuhan lainya..
Apakah saya boleh menyembah Dewa??
Jawabanya boleh..Mengapa??
Karena Krishna/Tuhan tidak gila hormat…
Beliau membrikn kebebasan kpada umadnya untuk memilih siapa yg ingin di puja…
Dalam Bhagawad GITA.IX-25 di sebutkn :
“yang memuja devata pergi ke alam devata,yg memuja leluhur pergi ke alam leluhur,dan yg memuja roh alam pergi kepada roh alam,Tetapi mereka yg memuja-Ku,datang kepada-KU”
dari sloka di ataz Tuhan membrikan kebebasan kepada umadnya untuk memilih…
Orang2 yg memuja deva akan lahir di alam para deva yakni di surga…
Namun Tujuan yg tertinggi umad hindu bukan surga melainkan “MOKSA”.
Oktober 11, 2010 at 3:02 pm
Bagaimana mungkin manusia menyembah selain Tuhan, padahal yang menciptakannya adalah Tuhan, yang menghidupkan dan mematikan adalah Tuhan, yang memberi rizki, adalah Tuhan ? maka Tuhanlah satu-satunya yang berhak untuk disembah dan diibadahi..!
maka jika itu terjadi (manusia menyembah selain Tuhan), maka manusia tersebut tidak punya akhlak kpd Tuhan, dia tidak mengetahui hak Tuhan..
Jika dia palingkan penyembahannya kpd selain Tuhan maka dia telah memberikan penyembahan kpd yang tidak berhak..!
Apa andil dan manfaat yang didapat dari selain Tuhan, sehingga dia menyembahnya ? yang disembah selian Tuhan itu, dia tidak dapat menciptakan, tidak memberinya rejeki, tidak memberinya kesehatan, tidak pula bisa mendatangkan bencana, kenapa disembah ?!
Jika dia menyembah selain kepada Tuhan, dia akan merendahkan diri kepada yang sama-sama rendah ! karena semua kecil dihadapan Tuhan.
Jika dia berdo’a kepada selain Tuhan, maka dia bodoh ! karena tidak ada yang mampu mengabulkan do’a selain Tuhan !
Jika dia memuja selian Tuhan, maka dia bodoh ! karena tidak ada yang lebih Terpuji selain Tuhan !
Begitulah, Islam datang untuk menjaga fitrah manusia agar senantiasa hanya menyembah dan beribadah kepada Allah saja Tuhan semesta alam. hanya Dia Dzat berkuasa atas alam ini, selain dia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudharat.
itulah agama yang lurus yang hanya beribadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.. karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Oktober 12, 2010 at 11:13 am
Salam sejahtra untuk kita semua…
@beritamuslim
senang rasanya anda menanggapi coment saya yg mungkin kurang berbobot…
He he he
saya sudah memberikan sloka di ataz….
Bukankah manusia di berikan kebebasan oleh Tuhan Krishna….
Dimana manusia yg menyembah dewa,hasilnya terbataz…Yakni dia akan dilahirkan di alam para dewa yakni di surga….
Tapi orang yg menyembah Tuhan krishna akan datang keplanet krishna…
Planet yg jauh lebih indah dari surga dan tentunya abadi…
Di sini terlihat Tuhan tidak egois,Beliau membrikan kebebasan,bukan ANCAMAN…
Mungkin itu sj yg dapat saya sampaikn…
Trimakasih…
Damai di hati,damai di dunia dan damai selamanya.,